Senin, 25 April 2011

Belajar di Stasiun Tugu


Sore itu, stasiun ramai dipenuhi manusia-manusia dengan aktivitas mereka masing-masing. Duduk sambil melihat mereka yang tak ku kenal satupun, hufff..... campur aduk rasanya.

Melihat bapak tua penjual koran, dari pagi sampai malam tetap semangat menjalani aktivitasnya. Menawarnakan koran-korannya pada setiap orang yang ada di sana, dan belum tentu dari sekian ratus orang yang ada mau membelinya. Bapak itu sudah tua sekali, bahkan jauh lebih tua dari Ayahku. Kemana anak-anaknya? Kenapa membiarkan Ayahnya seperi itu? Ah ...kenapa jadi berburuk sangaka seperti ini? Semoga Allah memudahkan rezeki yang lebih untuk Ayah yang semangat itu, amiin.

Kualihkan pandanganku ke depan, tepat di depan ku ada keluarga kecil yang baru turun dari kereta dan sepertinya akan kembali menaiki kereta jurusan Madiun. Sang ayah menggendong anaknya sambil menggandeng istrinya yang sedang hamil dan membawa tas besar. Sang ayah menyuruh istri dan anaknya menunggu di samping kereta, aku lihat sang ayak bergegas lari menuju tempat penjualan tiket dan kembali dengan membawa tiket. Lalu kembali membopong anaknya, menggandeng istrinya dan menjinjing tas besarnya itu menaiki kereta jurusan Madiun. Ah... terharu melihatnya, seorang ayah yang sangat melindungi istri dan anaknya serta memberikan rasa nyaman pada keduanya. Allah bahagiakan mereka selalu, amiin.

Keretaku datang jam 16.25, masih ada 10 menit lagi untuk menikmati pemandangan stasiun Tugu. Disampingku ada Ibu beserta kedua anaknya yang masih kecil, sepertinya masih balita. Lucu sekali melihat tingkah-tingkah mereka yang aktif menanyakan ini itu kepada Ibunya, Subhanallah kesabaran Ibu yang luar biasa. “Aku harus lebih sabar untuk Ibuku” bisikku dalam hati, ya .... amat-sangat terlalu kalau aku tidak bisa bersabar untuk Ibu. Allah semoga mereka, anak-anak itu dan juga aku bisa menjadi indah untuk Ibu, amiin.

Alhamdulilla kereta datang, bergegas aku menuju gerbong paling depan. dan rnyata kereta pneuh sekali. Pengalaman pertama naik kereta Prambanan Ekspressss sambil standing party , yang penting masih tetep bisa online jadi ga mati gaya hehe. Tangan dan kaki mulai kesemutan, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda kursi kosong. Kembali menikmati pemandangan lewat kaca jendela dan sesekali melihat pemandangan di dalam kereta ya...liat orang-orang hehe...

Di tempat duduk paling pojok ada seorang Ayah yang begitu menjaga erat anak perempuanya, ah... jadi rindu Ayah. Kalau ada Bapak di sini, pasti dia juga akan menjagaku erat, kalau ada Ibu disini... aku yang akan menjaga erat Ibuku. Sedih rasanya , berdiri sendiri sambil melihat mereka-meraka yang ada di sana bersama orang-orang yang disayangi dan saling menjaga “ Aku ingin jugaaaaaaa” teriakku dalam hati.
Akhirnya setelah hampir 1 jam, aku sampai di stasiun Kutoarjo. Pemandanganya sama., dipenuhi dengan orang-orang “haduhhh pusinggg”. Ya tapi aku belajar dari mereka semua hari ini, bismillah.....

2 komentar:

  1. Assalamu'alaykum.Lama ndak berkunjung ke sini...baru sekarang brkunjung lagi..:-)

    BalasHapus
  2. wa'alaikumsalam... mas yudi :) silahkan datang kembaliiii hehee

    BalasHapus